Muslimah, Awas Salah Kaprah!

THE WOMEN’S STRENGTH OF BEHIND THE SCAN

Bagi sobat muda muslim yang sering nangkring di depan Tv, beli majalah, Koran baca artikel N sejenisnya ( atau sering pinjam punya teman se-kost) atau bagi para mahasiswa kritis yang peka n ngeh dengan kondisi masyarakat pasti udah nggak asing lagi dengan yang namanya kelompok liberal dan feminis yang sering muncul untuk menggembor-gemborkan tentang kebebasan dan HAM.

Nah, disini kita akan berbicara khusus tentang wanita. Aktivis feminis mengkampanyekan bahwa mereka adalah orang – orang yang ‘memperjuangkan’ kebebasan dan hak – hak kaum wanita. Khusus terhadap islam, kelompok liberal dan aktivis feminis sering menolak sebagian hukum islam yang terkait dengan wanita, dengan alasan, hukum tersebut diskriminatif N menomorduakan wanita. GUBRAAAAAKZZZ……!

Pertanyaannya sekarang, benarkah para kelompok liberal dan aktivis feminis itu benar – benar memperjuangkan hak – hak wanita untuk kesejahtraan dan kemuliaan yang sesungguhnya bagi para wanita itu sendiri??? Jawabannya NONSENSE………yang mereka perjuangkan nggak jelas N hanya untuk kepentingan kelompok tertentu. Mau bukti???!

· Ketika tejadi kontraversi RUU APP, para aktivis feminis dengan lantang menentang dan menganggap itu adalah salah satu bentuk pengekangan terhadap kebebasan kaum wanita, mereka mati-matian beupaya untuk menggagalkan RUU tersebut . Tapi ketika terjadi pelarangan jilabab bagi para muslimah di negri ini dan terhadap banyak saudari muslimah di luar negri sana, dimana suara mereka??? Mereka nggak perduli.

· Mereka berkoar-koar ingin menyamaratakan kedudukan wanita dan laki – laki dalam kehidupan masyarakat dan rumah tangga secara nggak rasional dengan meluncurkan isu gender, yang membuat wanita lebih suka menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah ketimbang ngurusin keluarga ( jadi, jangan nyalahin anak kalo mereka tumbuh menjadi gerasi preman yang kurang moral walaupun berpendidikan tinggi n bersal dari keluarga yang berkecukupan). Karena uang bukan segalanya, uang nggak bisa membeli kasih sayang dan perhatian yang dibutuhkan anak yang seharusnya diberikan ibu pada anaknya.

· Para kaum wanita menjadi lebih ‘ikhlas’ terjun menjadi objek eksploitasi media-media kapitalis dengan cara obral aurat, obral goyangan panas N ‘anarkis’ daripada menjaga kemuliaanya dengan menutup aurat atau menaati aturan agamanya ( agama diangggap mengekang kali yaaaa….) coba dech kalo kamu nonton atau baca majalah – majalah saat ini, kaum hawa lebih banyak menguasai halaman-halaman media atau layar Tv daripada kaum adam. Liat aja iklan mobil atau oli, yang ditampilkan seharusnya kecanggihan produk justru lebih menampilkan wanita dengan pakaian yang kurang kain ( apa hubungannya coba antara mobil dengan perempuan atau oli dengan perempuan…..???) atau iklan salah satu produk mie instan yang menggambarkan pedasnya cabe dengan lekukan tubuh wanita yang mirip cebe atau rasa permen belum manis kalo belum menyertakan wanita yang berbibir sensual mengunyah permen. Kadang menjadi pertanyaan, yang mau dipromosiin produk atau wanita? ( tu orang yang punya ide emang aneh bin gendeng)

Sayang, kaum wanita banyak yang nggak ngeh dengan masalah ini. Bahkan parahnya, banyak pula yang menikmatinya. Itu artinya pula, emansipasi yang kebablasan ini adalah racun bagi kehidupan kaum wanita. Celaka dua belas. Ati-ati deh!

Jangan mau jadi korban!

Sobat muda muslim, khususnya anak puteri, jangan mau deh jadi korban gaya hidup sekarang. Maklumlah, kehidupan sekarang ini banyak godaannya. Keikutsertaan perempuan dalam proses kehidupan di luar rumah dengan jumlah waktu yang lebih banyak, justru akan menjadi blunder, alias bumerang. Gimana nggak, kalo semua perempuan bekerja di luar rumah dengan semboyan P4 (pergi pagi pulang petang), maka dengan siapa anak-anak akan belajar tentang kehidupan? Lha, pas pergi anak masih tidur. Eh, pas dateng anak udah tidur. Gimana menyalurkan kasih sayang dan perhatiannya? Sebab, duit nggak selalu menjadi yang terpenting untuk menenangkan anak. Justru perhatian dan penanaman nilai agama adalah hal yang paling utama. Tul nggak? Oke deh, kalo pun kudu bekerja (karena memang bekerja bagi wanita adalah mubah alias boleh), mbok ya kerjaannya jangan yang menyita perhatian dan menyita waktu dong.

Sobat puteri, jangan bingung dulu. Meski peran kamu di luar rumah dibatasi, bukan berarti nggak boleh keluar sama sekali dari rumah. Kamu masih boleh (mubah) untuk bekerja di luar rumah. Dengan catatan, jenis pekerejaannya nggak menyita perhatian dan mengambil jatah waktu yang banyak dan pastinya dengan tetap memperhatikan batasn syara demi terjaganya kemuliaan wanita.

Bahkan di masa Rasulullah juga banyak wanita yang terjun di medan jihad sebagai perawat prajurit Islam yang luka.

Pada jaman setelahnya, banyak pula wanita yang berpendidikan tinggi dan tetap mampu menjaga tugas utamanya sebagai pengatur rumah tangga. Nah, itu artinya kamu kudu ngeh soal prioritas amal. Mendahulukan yang wajib ketimbang yang sunnah, apalagi mubah. Mengurus suami dan anak-anak, adalah wajib, sementara bagi wanita bekerja hukumnya mubah (boleh memilih). Jangan malah dibalik ya……….

Dalam pandangan islam sendiri, wanita memiliki kedudukan yang sangat mulia, wanita bisa menjadi suatu kekuatan besar yang bisa mendongkrak hebatnya suatu peradaban dengan melahirkan dan mejalankan tugas utamanya mendidik anak untuk menjadi generasi yang hebat dan unggul. Yang nantinya menentukan baik tidaknya suatu peradaban. Jadi, adalah salah besar jika dikatakan wanita yang hebat adalah mereka yang bisa bekerja diluar rumah dan bisa memiliki jabatan seperti halnya laki-laki, sedangkan ia melalaikan tugas utamanya yaitu sebagai ummu wa robbatul bait dan pengemban dakwah islam. Untuk menggapai kesuksesan yang hakiki, yaitu kesuksesan di mata Allah dengan memperoleh predikat takwa.

“sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian dihadapan Allah adalah yang paling bertakwa”(TQS.al-Hujurat:49)

Oke deh, tetap getol mengkaji Islam, dan giatlah berjuang untuk Islam, tapi peranmu nanti sebagai ibu rumah tangga kudu jadi prioritas. Tetep semangat!

Bangkitlah wahai hawa, bangkitlah dari segala kebohongan dan kesejahteraan semu yang saat ini degembar-gemborkan oleh para kaum liberal dan feminis.

Bangkitlah, ukirlah namamu dalam peradaban emas karena keberhasilanmu mencetak generasi yang menjadi khoirul ummah dan khalifah di bumi Allah ini.

Engkau adalah pejuang……… yang hebat dan terhebat meskipun gerakmu hanyalah di balik layar…

Wallaahu a’lam bi ash-shawaab.

~ oleh Ridha greenly pada 27 Desember 2008.

Tinggalkan komentar